Aktivis HIV dan AIDS Jalan Kaki Bandung – Jakarta

BANDUNG, INDONESIA – Hingga hari ini, terdapat satu milyar tunawisma di dunia ini. Kejuaraan Homeless World Cup (HWC) diadakan untuk memperbaiki permasalahan sosial terkait ketunawismaan seperti penggunaan NAPZA, HIV-AIDS, kemiskinan, dan kurangnya akses kepada pendidikan. Kejuaraan HWC diadakan setiap tahun, sebuah kompetisi sepakbola internasional, yang mempersatukan lebih dari 300.000 orang-orang yang punya permasalahan terkait Ketunawismaan dan yang termarjinalkan secara sosial untuk mendapatkan kesempatan sekali seumur hidupnya dan mewakili negaranya serta mengubah kehidupannya. Kejuaraan HWC 2011 akan digelar di Champs de Mars, Paris, Perancis pada tanggal 21-28 Agustus 2011 yang akan diikuti oleh 64 Negara. Turnamen HWC 2011 adalah kesempatan kedua kalinya bagi Indonesia untuk berpartisipasi, sejak turnamen HWC pertama pada tahun 2003 yang diadakan di Graz, Austria.

Homeless World Cup didukung oleh UEFA, Nike, dan klub-klub besar dunia seperti Manchester United, Real Madrid, Ambassador Eric Cantona dan pemain sepakbola internasional seperti Didier Drogba dan Rio Ferdinand. Pada tahun ini ketua panitia lokal untuk HWC 2011 adalah Arsene Wenger Manajer dari tim Arsenal. Untuk informasi lebih lanjut dapat melihat website HWC: www.homelessworldcup.org.

RUMAH CEMARA

Rumah Cemara adalah sebuah organisasi berbasis komunitas yang berdiri pada tahun 2003, sebuah tempat untuk berbagi pengalaman, kekuatan, harapan serta informasi bagi para pengguna narkoba dan Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hingga saat ini, Rumah Cemara merupakan jejaring yang paling besar di Jabar bagi ODHA, dan Pengguna NAPZA serta telah mendukung lebih dari 6.000 ODHA dengan latar belakang seperti pengguna narkoba, ibu rumah tangga, anak kecil, wanita pekerja seks, waria, dan homoseksual.

Rumah Cemara memiliki tim sepakbola yang bermaterikan pemain-pemain yang didominasi oleh Orang dengan HIV/AIDS dan Pengguna NAPZA serta beberapa kelompok masyarakat yang cukup beririsan dengan isu ketunawismaan. Sepak bola di Rumah Cemara pada awalnya merupakan sebuah kegiatan rekreasi di waktu luang, sekaligus untuk menjaga kondisi fisik, mental dan kekeluargaan. Namun, seiring dengan waktu dan berkembangnya kemampuan para pemain kami, kami mulai untuk melangkah ke arah yang lebih terstruktur dan menggunakan sepak bola sebagai alat perubahan sosial.

Pada tanggal 5 Februari 2010, Rumah Cemara menerima surat undangan resmi dari Mel Young, Pendiri dan Presiden dari Homeless World Cup, yang menyatakan Rumah Cemara sebagai National Organizer untuk mengorganisir tim yang mewakili Indonesia di dalam turnamen Homeless World Cup. Namun pada turnamen terdahulu yang diadakan di Rio de Janeiro, Brazil pada bulan September 2010 yang lalu, tim Indonesia tidak dapat berpartisipasi dikarenakan tidak ada pihak yang mendukung tim kami secara finansial meskipun kami sudah menyebar proposal keberbagai pihak dan sponsor terkait.

Tahun ini, Rumah Cemara kembali dipercaya sebagai National Organizer tim Indonesia untuk berpartisipasi di dalam Homeless World Cup 2011. Setelah proses seleksi yang berlangsung sejak bulan Februari 2011, terdapat 8 pemain yang akan berangkat mewakili Indonesia di HWC. Delapan peserta ini adalah orang-orang yang berasal dari kelompok-kelompok termarjinalkan, sesuai dengan kriteria yang tetapkan oleh panitia Homeless World Cup yaitu orang-orang yang bermain bola namun di dalam kehidupannya, mereka terkait dengan isu ketunawismaan.

Deradjat Ginandjar Koesmayadi (Ginan)
Kapten Tim Indonesia untuk HWC

Sesuai dengan komitmen yang disampaikan beberapa bulan sebelum keberangkatan tim Indonesia, pada hari Sabtu, 06 Agustus 2011, Ginan akan menempuh jarak dari Bandung ke Jakarta dengan berjalan kaki. Komitmen ini dibentuk berdasarkan janji pribadi Ginan yang berniat untuk melaksanakan kegiatan tersebut apabila ada pihak yang bersedia mendanai Tim Indonesia minimal 80% dari total budget yang dibutuhkan untuk pengeluaran tiket dan visa tim, yang terdiri dari 10 orang: 8 pemain, 1 pelatih, dan 1 manajer tim. Perjalanan ini diasumsikan memakan waktu sekitar 5 (lima) hari, dengan menempuh rute melalui Padalarang, Ciranjang, Cipanas, Cisarua, Cibinong, UI (Perbatasan Jakarta).

Selain merupakan pengalaman spiritual tersendiri, Ginan juga akan memanfaatkan kegiatan ini sebagai media untuk mengkampanyekan isu-isu terkait, terutama HIV/AIDS dan NAPZA. Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat dan mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV/AIDS dan pengguna NAPZA. Sebagai pecandu dalam masa pemulihan dan seorang HIV positif, Ginan ingin menunjukkan bahwa Orang dengan HIV pun berhak dan mampu untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan hidup sehat seperti orang lain.

For Immediate Release
Contact: Karmala Wardhani
+62852 222 542 55
[email protected]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *