Homoseksual Bukan Penyakit Menular | OurVoice
Penyuka sesama jenis atau biasa disebut homoseksual memang bukan hal baru. Namun saat pertama kali mengetahuinya, sering membuat seseorang merasa gundah.
Dr Mirriam Stoppard dalam bukunya ‘Panduan Kesehatan Keluarga’ mengulas mengenai isu tentang homoseksual atau gay.
Dia menjelaskan, bahwa seseorang yang menyadari adanya sesuatu yang lain dalam kecenderungan seksualitasnya, akan merasa sungguh-sungguh berbeda dari keluarga dan teman-teman, dan ini merupakan pengalaman yang sangat mengucilkan dan tidak menyenangkan.
“Mereka akan merasa semakin buruk jika mendengar teman dan keluarga mencela atau menghina kaum gay,” imbuhnya.
Lebih lanjut Stoppard menjelaskan, pengalaman tersebut cenderung membuat banyak kaum gay merasa bersalah dan malu, dan kemudian merahasiakan ini.
Sebagian besar orang tidak tahu bahwa ada sejumlah orang yang tertarik secara seksual dengan orang yang berjenis kelamin sama.
Walaupun, persentase gay dalam populasi tidak kecil, tidak ada yang mengetahui jumlah sebenarnya karena ada rentang yang begitu besar antara heteroseksual sejati dan homo seksual sejati.
“Banyak anak muda memiliki perasaan atau pengalaman homoseksual, tapi hal ini tidak muncul lagi pada seksualitas mereka saat dewasa,” jelasnya. Masih menurutnya, homoseksual tidak akan menular dan terjadi begitu saja pada seorang individu.
“Bukti medis menunjukkan, bahwa orientasi seksual seseorang telah terbentuk sebelum usia lima tahun. Jadi kecil kemungkinan seorang remaja ‘berubah’ menjadi homoseksual atau lesbian hanya dengan melakukan kontak dengan seorang gay lain, walaupun ini bisa memunculkan orientasi yang tadinya tersembunyi,” tandasnya.
Yang penting bukan bertanya mengapa seseorang menjadi homoseksual karena genetis atau lingkungan, tetapi bagaimana kita bisa menerima perbedaan itu tanpa rasa benci dalam bentuk apapun. Karena kita juga selama ini tidak pernah mempertanyakan mengapa seseorang bisa menjadi heteroseksual? (Sumber : Okezone.com dan ourvoice.or.id)