Ringkasan Diskusi Mahasiswa UNJ: Homoseksual dan Persoalan Penerimaan Diri
Diskusi fokus diadakan pada 10 Juni 2011 yang diselenggarakan oleh mahasiswa/i Psikologi Universitas Negeri Jakarta di Kampus UNJ Menteng Jakarta Pusat. Kegiatan ini merupakan “kuliah” tambahan setelah mengikuti kuliah Psikologi Abnormal dan mata kuliah psikologi lainnya yang diasuh oleh dosen Zarina Akbar,M.Psi.
Menurut salah seorang dosen pengasuh (sebut saja ibu Ita) kegiatan ini merupakan permintaan mahasiswa yang sudah mengikuti kuliah selama ini dengan teori-teori kehidupan manusia, sekarang ini para mahasiswa membutuhkan contoh real kehidupan manusia secara langsung. Sampai akhirnya mereka sepakat untuk dapat belajar langsung dari seorang homoseksual (dalam hal ini gay) yang telah coming out (terbuka) kepada publik. Sampai akhirnya saya (Hartoyo) melalui jaringan mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta diminta sharing pengalaman sebagai seorang aktivis LGBT di Indonesia.
Selain itu,Akbar kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk mendekatkan mahasiswa pada persoalan real yang langsung terjadi dan dihadapi oleh kelompok Lesbian,Gay,Biseksual,Transeksual (LGBT). Sehingga harapannya para mahasiswa sebagai calon pendidik maupun psikolog dapat melihat persoalan homoseksual tidak dengan kaca mata hitam putih belaka. Apalagi dalam konteks menyalahkan atau menghakimi pihak homoseksual. Hal ini yang selalu ditekankan oleh Zarina Akbar kepada peserta diskusi, bahwa menjadi psikolog sangat penting untuk empati pada pihak lain.
Diskusi kali ini diikuti sekitar 50 mahasiswa, yang umumnya adalah perempuan. Antusias mahasiswa mengikuti diskusi ini sangat besar, walau kegiatan ini hanya merupakan diskusi kecil tetapi pertanyaan mahasiswa sangat beragam. Dari mulai persoalan hubungan saya dengan orang tua, keagamaan, mimpi masa depan kalau menikah dengan laki-laki sampai harapan organisasi Ourvoice didirikan untuk kedepannya apa saja.
Diskusi berlangsung hampir tiga jam lamanya tetapi suasana diskusi tetap hangat dan tetap semangat membahas persoalan homoseksual. Uniknya jurusan Psikologi ini seperti terbangun hubungan antara dosen dan mahasiswa sangat baik sekali. Minimal ini yang saya rasakan aura persaudaraan antar mahasiswa dan dosen sangat baik terjalin. Sehingga suasana kekeluargaan sangat terasa sekali. Suasana diskusi kali ini sangat bagus sekali karena saling berbagi pengalaman antar mahasiswa.
Sampai acara berakhir, karena antusias mahasiswa untuk lebih jauh mengetahui persoalan homoseksual. Akhirnya salah seorang peserta yang kebetulan anggota Senat mahasiswa jurusan Psikologi UNJ berencana akan mengadakan diskusi publik yang lebih besar lagi dan mengundang mahasiswa jurusan psikologi UNJ dan beberapa universitas jurusan psikologi di Jakarta. Rencana akan mengambil tema bagaimana berkomunikasi tentang seksualitas antara orang tua dan anak. Saya berharap rencana ini mudah-mudahan sebagai langkah awal untuk terus mendiskusikan persoalan-persoalan seksualitas dikalangan mahasiswa. Anak muda sebagai ajang perubahan untuk Indonesia menjadi lebih baik.
Karena menurut pengakuan beberapa mahasiswa psikologi, isu orientasi seksual memang salah satu isu yang dibahas dalam ilmu psikologi. Sehingga mengadakan diskusi publik untuk isu ini akan semakin memberikan ruang dialog kepada banyak mahasiswa tentang orientasi seksual dan identitas gender, yang bukan sekedar teori belaka. Dan yang terpenting isu orientasi seksual dan identitas gender semakin dipahami dengan benar oleh para anak muda khususnya mahasiswa psikologi di Indonesia.
Mampang, 11 Juni 2011
Penulis: Hartoyo, Sekum Ourvoice