Menjadi Gay dan Lesbian Lebih Mudah di Saudi Arabia
Maaf sebelumnya tulisan saya ini sempat terhapus karena tidak mencatumkan tautan aslinya, walaupun sempat saya tuliskan sumber aslinya.hari ini saya ulang kembali karena menurut saya ini penting untuk diketahui oleh semua orang,disajikan dengan tulus oleh penulis aslinya.dan menurut pengalaman saya yang ikut pula menyaksikan ini adalah kejadian/kenyataan yang benar.
berangkat dari kisah Nadya labi, saya membenarkan jika gay berkembang dengan pesat di Saudi Arabia dan perilaku sodomi bisa dikenakan hukuman mati. ternyata menjadi Gay atau Lesbian lebih muda daripada bekerja layaknya manusia normal biasa.didukung pula keterangan Yasser seniman berusia 26 tahun yang juga homoseksual, terungkap bagaimana kehidupan kaum Gay di Jeddah saudi arabia
Meskipun homoseksualitas dihujat, dan diancam hukuman mati, Kerajaan Saudi juga memberikan keleluasaan kepada perilaku homoseksual. Selama pelaku gay atau lesbian tersebut mempertahankan kesan serta tampilan normal di muka umum, yang bersangkutan akan tetap bebas melakukan apa saja di tempat pribadi masing-masing. Asalkan jangan sampai tertangkap saja.
Dituturkan pula oleh Yasser jika anda bepergian dengan seorang gadis akan banyak kemungkinan untuk timbulnya permasalahan, banyak yang akan bertanya kepada anda baik dari keluarga atau yang lainnya. berbeda jika anda berjalan atau melakukan hubungan dengan teman pria dilantai atas tidak akan ada yang mengetahui atau bertanya siapa teman lelaki anda. karena mereka ada dilantai bawah,terpisah.
Kebiasaan umum warga Arab Saudi jika kaum lelaki menemui tamu lelaki pihak perempuan akan dipisah/dipindah keruangan lain agar tak nampak, serta dilarang keras menampakkan diri.
Komunitas gay banyak ditemui di kota-kota besar seperti Jeddah dan Riyadh. Mereka umumnya bertemu dan berkenalan di Cafe, sekolah, di jalan, dan internet. Talal, seorang pria dari Syria yang pindah ke kota Riyadh pada sejak tahun 2000, menyebut ibu kota Saudi ini sebagai surganya kaum gay.yang lebih mengejutkan lagi, beberapa dari para pria yang melakukan hubungan sex dengan pria lain tidak menganggap diri mereka gay. Bahkan, menurut banyak orang Saudi, seorang pria yang melakukan hubungan sex dengan pria lain itu bukan berarti yang bersangkutan adalah gay.
Jamie, seorang florist asal Philiphina yang tinggal di Jeddah mengaku pernah sangat ketakutan ketika ada beberapa mobil yang mengikutinya sewaktu dia berjalan. “Especially when you are pretty like me, they won’t stop chasing you,” ujar Jamie. (Apalagi jika Anda cakep seperti saya maka mereka akan terus mengejar)
John Bradely, penulis Saudi Arabia Exposed: “Inside a Kingdom in Crisis” juga mengatakan banyak sekali pria expatriates di sana, gay atau tidak, pernah didekati secara langsung oleh pria Saudi yang mengendarai mobil baik pada waktu siang maupun malam. dan itu sering kali terjadi, sesuai penuturan Nadya.saya pun yakin bagi anda kaum lelaki yang tinggal di Saudi pasti pernah mengalaminya atau mendengar cerita/kisah yang sama.
Beberapa tahun lalu, sebuah koran di Jeddah pernah memberitakan kisah hubungan lesbian di lingkungan pelajar SMA. Diceritakan, mereka (anak–anak gadis itu) melakukan hubungan sex di dalam kamar mandi sekolah.
Yasmin (21 tahun), seorang mahasiswi di Riyadh, mengaku pernah mempunyai hubungan cinta kasih sejenis semasa di SMA. Dia bahkan menceritakan salah satu bagian gedung sekolah ada yang disebut sudut Lesbian. Gedung itu memiliki kamar mandi besar sehingga menyediakan suatu privasi. Dinding–dindingnya penuh dengan tulisan graffiti yang memberikan nasehat religius dan romantis. Pesan–pesan itu antara lain mengatakan:
“Apapun yang dikatakannya kepadamu, dia tidak benar–benar mencintaimu. Sebelum kamu melakukan apapun dengannya, ingatlah, Tuhan melihatmu.”
Yasmin mengatakan semakin banyak saja wanita yang berubah haluan menjadi lesbian dan semakin banyak pria yang melakukan hubungan gay. “They’re not really homosexual. They’re like cell mates in prison.” (Mereka sebenarnya bukan homoseksual. Mereka bagaikan para napi di penjara.)
Cerita senada juga disampaikan oleh Radwan, pria Arab kelahiran Amerika. Ia mengatakan pria Saudi tidak bisa berhubungan sex dengan wanita, maka mereka pun melakukannya dengan pria. Demi menjaga kesucian si wanita maka pria dan wanita dipisahkan. Begitu ketatnya pemisahan tersebut sehingga kontak yang boleh dilakukan sangat minimal. Lalu bagaimana mereka bisa melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita tanpa harus menanggung resiko yang berat.
Tareq (24 tahun), pekerja travel, mengatakan bahwa ‘Tops’ (pelaku aktif) cuma sekedar ingin mencari penyaluran hasratnya. Cara apapun akan mereka lakukan.
Sedangkan Francis, 34 tahun dari Philiphina, mengaku dia melakukan hubungan sex dengan pria–pria Saudi saat istri mereka sedang hamil atau sedang menstruasi. Begitu istri mereka bisa melakukan ‘servis’ lagi maka mereka akan berhenti menghubunginya. “Saat tidak bisa memakai istrinya, mereka ada pilihan lainnya, dengan kaum gay,” begitu katanya.
Banyak kaum gay expatriate yang merasa lebih nyaman di Ryadh daripada di tempat asal mereka. Talal bercerita pengalaman gay sex yang pertama kali dilakukannya saat dia berumur 17 tahun. Nasib naas tak bisa dihindari, dia tertangkap basah oleh bapaknya saat sedang melakukan hubungan sex dengan temannya. Dia pun dihukum tidak boleh keluar rumah selama berbulan-bulan oleh bapaknya sampai dia mau bersumpah bahwa dia tidak akan pernah lagi tertarik dengan sejenis.
Suatu hari, dia mendapatkan kesempatan bekerja ke Riyadh. Ketika memberitahu bapaknya tentang kepergiannya ke sana, ia mendapat pesan “You know all Saudis like boys and you are white, Take care”. Sebagai seorang gay, Talal sangat senang mendapati bahwa nasehat si ayah ternyata memang benar adanya. Kulitnya yang putih itu telah menjadikannya “Terkenal” di antara pria lokal.
Marcos, 41 tahun dari Phliphina, pernah ditangkap pada tahun 1996 karena menghadiri sebuah pesta yang menyuguhkan show kaum waria. Dia sempat dipenjara selama sembilan bulan, mendapatkan hukuman cambuk 200 kali, kemudian dideportasi.
Dia tetap memilih kembali ke Riyadh. Dia sangat mencintai pekerjaannya di dunia fashion. Selain bayarannya tinggi, kehidupan sosialnya juga sangat menunjang. “Banyak pria yang menggoda. Terserah kita berapa orang kita mau setiap harinya,” begitu katanya. (faruk ramzi)
sumber :www. kompasiana.com