Membaca Surat Kartini: Seharusnya Saya Lahir Sebagai Anak Laki-Laki

Jajang C.Noer (Foto: Hartoyo/Our Voice)

Ourvoice.or.id – Poligami menghambat perempuan mencapai orgasme, ungkap Firliana Purwanti penulis buku The O Project dalam peringatan  hari Kartini dalam tajuk “Membaca suratnya, terbitlah terang” di Taman Ismail Marzuki, Kamis, 18/4/2013.

“Surat Kartini yang ini mengingatkan perdebatan saya dengan Ayah saya tentang Poligami, tutur Firli ketika akan memulai pembacaan satu dari 21 surat Kartini yang dibacakan pada malam itu.

Selain Firli masih ada pembaca lain seperti seniman Jajang C. Noer, Ratna Riantiarno dan juga melibatkan pembaca laki-laki Tommy F Awuy, dosen filsafat Universitas Indonesia. Masih ada pembaca lainnya dari aktivis perempuan, wartawan, mahasiswa dan buruh.

Untuk mengenang Kartini, bukan hanya bicara emansipasi atau yang sering dirayakan setiap tahunnya dengan berpakaian kebaya dan sanggul. Tetapi memahami Kartini harus membaca dan memaknai isi surat-suratnya, ungkap Faiza Mardzoeki dari Institute Ungu salah satu penggagas acara tersebut.

Penyelanggara acara selain Institute Ungu juga didukung beberapa organisasi seperti Komnas Perempuan, Kopdar Budaya, Ardhanary Institute dan beberapa individu aktivis perempuan dan kemanusiaan.

Faiza sendiri mengakui adanya pihak yang kontra terhadap semangat perjuangan Kartini yang dianggap tunduk pada kebudayaan feodal Jawa dan juga tunduk pada poligami. Tetapi dengan membaca dan memahami surat-surat Kartini dapat memahami maksud dan konteksnya dimana Kartini hidup saat itu, ungkap Faiza.

Menurut Faiza membaca surat Kartini cara yang baik untuk memaknai semangat perjuangan Kartini yang diperingati setiap 21 April.

“Kalau tidak membaca surat-surat Kartini maka akhirnya akan menjadi ngawur memahami makna perjuangan Kartini, tegas Faiza.

Firliana Purwanti (Foto: Hartoyo/Our Voice)

Surat-surat Kartini yang dibacakan antara lain tentang persoalan penentangan terhadap poligami, kekerasan atas nama agama, posisi perempuan dalam ruang publik, pendidikan bagi perempuan, kematian ibu dan anak, feodalisme dalam kebudayaan Jawa sampai semangat kebebasan sebagai manusia. Ke-21 dan 1 puisi Kartini berhasil dikurasikan dengan baik oleh Mumu Aloha dari komunitas Kopdar Budaya.

“Seharusnya saya lahir sebagai anak laki-laki”, itulah salah satu potongan surat Kartini dibacakan oleh Juanita yang dituliskan kembali oleh Tunggal Pawestri dalam account twitternya. Untuk membaca potongan surat-surat Kartini yang dibacakan malam itu dapat dilihat pada timeline (TL) twitter @tunggalp. (Hartoyo)

Surat-surat Kartini yang dibacakan pada malam itu, silakan download disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *