Our Voice Peduli; Musibah Kebakaran Di Komunitas Waria
Sore, jam setengah enam, ada suara ledakan terus ada asap hitam, dan rumah yang mengeluarkan asap hitam itu sudah terbakar, ungkap Dyana (22), waria korban kebakaran.
Ourvoice.or.id- Tim Our Voice mengunjungi lokasi kebakaran di Kampung Duri RT 10 RW 05, Jakarta Barat, pada 12 Februari 2013 untuk memberikan bantuan pakaian layak pakai bagi waria korban kebakaran, bantuan ini berasal dari Sahabat Our Voice yang peduli. Meskipun masyarakat sekitar mulai bergerak memperbaiki rumah mereka yang rusak namun masih banyak sisa kebakaran yang belum dibersihkan.
Musibah kebakaran terjadi pada Kamis sore, 7 Februari 2013, setidaknya ada lima tempat tinggal waria hangus terbakar. Kebakaran diduga berasal dari konsleting listrik. Menurut Dyana, ada salah satu warga yang mencuri listrik, dan ketika korsleting listrik terjadi, di sebelah ada seorang ibu yang sedang memasak,”Jadi percikan api dari konsleting listrik dan ledakan dari tabung gas.” jelas Dyana.
Kampung Duri memang kampung yang padat penduduk, jadi meskipun tidak semua tempat tinggal waria terbakar namun untuk memadamkan api banyak tempat tinggal waria yang dibobol paksa untuk menyalurkan air ke sumber kebakaran. “Mereka (warga) berusaha memadamkan api dengan membobol kost-kostan waria” ujar Dyana. Ketika tempat waria dibobol, banyak barang dan juga uang kelompok waria yang hilang, “Kalau dikumpulin, sepuluh juta saja habis” jawab Dyana ketika ditanya perkiraan jumlah kerugian dari pembobolan ini.
Bagi kelompok waria, cerita musibah kebakaran tidak hanya berhenti pada kerugian materi saja, namun juga pada pelabelan buruk bahwa waria adalah pembawa sial. Dyana menceritakan ketika dia sedang makan di sebuah kedai, kemudian datanglah seorang lelaki yang memang terkenal anti terhadap waria, lelaki itu berkata “Eh entar gini aja deh, kalo emang di sini udah jadi, nanti kalian cari kontrakkan yang jauh jauh saja dari sini, kalian (waria) bawa sial.” Mendengar itu Dyana mencoba menahan emosi, untunglah pemilik kedai memotong pembicaraan ini dengan menegaskan bahwa kejadian ini bukan karena waria tetapi memang sudah takdir. (Gusti Bayu)