Dokter di Inggris Klaim Bisa “Menyembuhkan” Homoseksual
London, Baru-baru ini, London sempat digegerkan karena walikotanya mencabut izin pemasangan iklan pada bus yang dianggap sensitif. Iklan tersebut dianggap berpotensi menyindir LGBT. Tokoh di balik iklan ini adalah seorang dokter yang mengaku bisa ‘menyembuhkan’ homoseksualitas.
Dr Mike Davidson, adalah seorang aktivis Kristen dan mantan homoseksual. Ia mengklaim bisa membuat orang gay atau homoseksual menjadi ‘straight’ atau mencintai lawan jenis. Pria berusia 57 tahun ini menjelaskan bahwa homoseksual bisa ‘disembuhkan’ dengan terapi dan doa.
Akibat ulahnya ini, ia dicerca dan dianggap sebagai penipu, homofobia dan orang yang berbahaya. Walikota London, Boris Johnson, melarang iklan Davidson dan rekan-rekannya yang berbunyi ‘Not Gay! Ex-Gay, Post-Gay and Proud, Get over it!’ atau ‘Tidak ada Gay! Mantan Gay, Post-Gay dan Bangga, Terima saja!!’. Iklan ini diduga bermaksud menyindir kelompok hak asasi gay yang bernama Stonewall.
“Ini jelas menyinggung dan menunjukkan seolah-olah gay adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Saya khawatir akan terjadi reaksi balasan yang keras dan kami melarang iklan ini demi kepentingan orang-orang Kristen di kota ini,” kata Johnson seperti dilansir The Telegraph, Senin (23/4/2012).
Mike Davidson tinggal di rumah terpencil di wilayah pedesaaan Belfast bersama istrinya, Lynore. Pasangan ini telah menikah selama 32 tahun. Agar dapat berpaling dari homoseksualitas, Davidson mengaku menerapkan usaha keras yang dikombinasi oleh konseling, doa dan psikoterapi. Dia menegaskan dapat membantu orang lain melakukan hal yang sama.
Terapi Davidson telah berlangsung secara diam-diam di Inggris selama 2 tahun, khususnya di kalangan Evangelis, namun baru akhir-akhir ini menyorot perhatian publik karena upaya beberapa pihak yang menentangnya.
“Saya melihat homoseksualitas sebagai penyimpangan perkembangan yang normal. Ada beberapa orang yang mencoba menjadi gay, tetapi tidak berhasil memperbaiki kehidupannya. Orang-orang ini ingin berubah dan layak mendapat bantuan profesional yang terlatih. Itulah yang coba kami capai,” kata Davidson.
Menurut Davidson, yang dimaksud penyimpangan adalah adanya gangguan dalam jalur perkembangan normal pada manusia. Normalnya, pria akan bereproduksi bersama wanita, ini hal yang lumrah pada spesies manusia. Tapi beberapa orang tidak menempuh jalur ini dan masalah ini adalah hal yang biasa.
Umumnya hal ini disebabkan karena pengalaman hidup yang telah dialami. Dalam sesi terapi, Davidson akan meminta pasiennya untuk memberitahukan tentang pengalaman hidupnya.
Davidson sendiri dibesarkan di Afrika Selatan, ia menjadi seorang pemeluk Kristen ketika seorang pembicara di sebuah kamp musim panas memeluknya. Ia merasa senang dan lambat laun mulai memiliki ketertarikan seksual terhadap sesama jenis.
“Itu adalah pengalaman yang unik bagi saya. Saya belum pernah melakukan kontak dengan pria seperti itu. Ayah saya tidak pernah menyentuh saya dan saya jauh lebih dekat dengan ibu,” kata Davidson.
Davidson tumbuh dewasa namun masih merasa perbuatannya tidak pantas. Ia kemudian menikah dan memiliki seorang putri dan seorang putra. Ia menyembunyikan homoseksualitasnya dari keluarga. Namun putranya, Matthew, tahu rahasianya setelah membaca buku pribadi dan surat dari terapisnya. Matthew yang juga bermasalah di sekolah karena mengidap autis ini meninggal karena bunuh diri di usia muda, 26 tahun.
Sepeninggal anaknya, Davidson merasa sedih dan tertekan. Akhirnya ia memutuskan untuk lepas dari homoseksualitasnya dan kembali memperbaiki rumah tangganya yang sempat porak poranda.
Davidson memperoleh gelar doktornya dalam bidang pendidikan. Sampai saat ini, Davidson menggunakan metode yang disebut psikodrama, yaitu terapi yang menggunakan permainan peran untuk mengobati pengalaman buruk di masa lalu. Namun, asosiasi psikodrama di Inggris atau British Psychodrama Association (BPA) telah memutuskan keanggotaannya dan Davidson akan segera mengajukan banding atas keputusan ini.
Sebagai seorang terapis psikodrama, Davidson telah menangani 15 klien selama 2 tahun sebelum diskors oleh BPA. Namun ia tetap melayani panggilan telepon dan konsultasi, tapi tidak melayani psikoterapi. Davidson mengaku sangat menghormati cara kerja profesinya dan percaya terhadap pengawasan dan akuntabilitas yang tepat. Namun asosiasi profesi tidak menghargai usahanya.
Dewan Psikoterapi Inggris mengatakan bahwa tidak ada psikoterapis bertanggung jawab yang mampu mengubah klien homoseksual menjadi heteroseksual. Sedangkan The Royal College of Psychiatristsmengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang kuat bahwa orientasi seksual seseorang dapat diubah.
Saat ini, Davidson telah bergabung dalam gerakan mantan gay, Core Issues Trust dan Anglican Mainstream. Organisasi ini telah mengeluarkan ongkos sebesar 5.000 poundsterling atau sekitar Rp 73 juta agar dapat memasang iklan di 26 buah bus sebelum dilarang oleh Walikota. Rencananya, uang tersebut akan digunakan untuk memulai proses hukum.
“Ada kontrak yang rusak, ada isu-isu tentang kebebasan berbicara dan kebebasan beragama. Saya pikir ini merupakan tindakan yang tidak hormat dalam merespon perbedaan sudut pandang,” kata Davidson.
sumber : http://health.detik.com